Kalajengking
Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan kaki (oktopoda) yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan caplak. Ada sekitar 2000 jenis kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U, kecuali Selandia Baru dan Antarktika.Karakteristik fisik
Tubuh kalajengking dibagi menjadi dua segmen: cephalothorax dan abdomen. Abdomen terdiri dari mesosoma dan metasoma. ArachnoideaRacun kalajengking
Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap artropoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan efek lokal (seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus. Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Androctonus australis.
Asal-usul kalajengking
Kalajengking purba muncul pada pertengahan Masa Paleozoikum, kira-kira 400 juta tahun yang lalu. Berbeda dengan kalajengking pada umumnya, bentuk kalajengking purba lebih sederhana. Tubuhnya terdiri dari banyak ruas-ruas yang terlindung cangkang tipis. Perbedaan lainnya adalah ukuran tubuh beberapa jenis kalajengking purba yang mencapai 100 kali ukuran kalajengking masa sekarang, 2 hingga 3 meter. Selain itu, kalajengking purba juga hidup di air.Kalajengking purba (Pterygotus) muncul pada pertengahan Masa Paleozoikum, kira-kira 400 juta tahun yang lalu.
Berbeda dengan kalajengking pada umumnya, bentuk kalajengking purba lebih sederhana. Tubuhnya terdiri dari banyak ruas-ruas yang terlindung cangkang tipis. Perbedaan lainnya adalah ukuran tubuh beberapa jenis kalajengking purba yang mencapai 100 kali ukuran kalajengking masa sekarang, 2 hingga 3 meter. Selain itu, kalajengking purba juga hidup di air.
Pterygotus Hidup sezaman dengan ikan hiu purba. Ia memiliki capit bergerigi untuk menangkap mangsanya.seperti yang telah disebutkan panjang tubuh Pterygotus dapat mencapai 2 meter. Walaupun tidak bertulang belakang, Pterygotus memiliki rangka luar yang keras.
Kalajengking berpendar di kegelapan apabila terkena sinar UV
Para peneliti telah berhasil mengungkapkan mengapa kalajengking bersinar
hijau saat terkena sinar matahari. Kemampuan memancarkan sinar hijau
terang ini sudah diketahu sejak lama, namun sampai sebelum ini, peneliti
penasaran bagaimana hewan itu bisa punya kemampuan tersebut.
Douglas
Gaffin, biolog dari University of Oklahoma yang melakukan investigasi
terhadap cahaya pendaran kalajengking menemukan bahwa makhluk itu bisa
‘merasakan’ kehadiran cahaya menggunakan ekor mereka. Ia kemungkinan
mengembangkan kemampuan ini untuk membantu mereka bergerak di bawah
bebatuan dan kegelapan.
“Kalajengking merupakan hewan malam yang
bergerak secara mandiri dan mampu memancarkan sinar cyan-hijau di bawah
sinar ultraviolet,” sebut Gaffin dalam laporan yang dipublikasikan di
jurnal Animal Behaviour. “Namun fungsi pendaran cahaya itu masih
misterius,” ucapnya.
Dikutip dari DailyMail, 3 Januari 2012,
Gaffin dan timnya kemudian ‘menutup mata’ kalajengking dan menguji
mereka dengan berbagai variasi warna cahaya. Ternyata, diketahui bahwa
ekor mereka tampaknya memiliki fungsi seperti ‘mata’ kedua bagi
kalajengking.
Cangkang seluruh tubuh hewan ini sendiri bekerja
bagai ‘sensor’ yang mampu menghantarkan informasi terkait cahaya ke
sistem syaraf. Artinya, setiap bagian tubuh kalajengking sebenarnya bisa
‘melihat’.
“Kalajengking dapat menggunakan informasi tersebut
untuk mendeteksi tempat perlindungan, dan menutup bagian manapun dari
cuticle itu bisa mengurangi sinyal yang didapat,” sebut Gaffin.
Jadi klo mau hunting scorpy tinggal bawa senter yang lampunya Ultraviolet sorotin ke habitat scorpyRacun Kalajengking
Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.Venom kalajengking digunakan untuk menangkap mangsa, proses pertahanan diri dan untuk proses perkawinan. Semua kalajengking mempunyai venom dan dapat menyengat, tetapi secara alamiah kalajengking cenderung bersembunyi atau melarikan diri. Kalajengking dapat mengendalikan aliran venom, oleh karena itu pada beberapa kasus sengatan tidak mengeluarkan racun atau hanya menimbulkan keracunan ringan. Racun kalajengking adalah campuran kompleks dari neurotoksin atau racun syaraf dan bahan lainnya. Setiap jenis mempunyai campuran unik.
Di Amerika Serikat diketahui hanya jenis yang dianggap berbahaya bagi manusia, yaitu . Centruroides exilicauda dan sekitar 25 jenis lain diketahui menghasilkan racun berpotensi merugikan manusia, tersebar di seluruh dunia. Adapun kalajengking berbahaya di Afrika Utara dan Timur Tengah adalah genus Androctonus, Buthus, Hottentotta, Leiurus), Amerika Selatan (Tityus), India (Mesobuthus), and Mexico (Centruroides). Di beberapa daerah ini, sengatan kalajengking dapat menyebabkan kematian, tetapi data realistis tidak tersedia. Beberapa studi menduga angka kematian pada kasus-kasus di rumah sakit sekitar 4% pada anak-anak yang lebih rentan daripada yang lebih tua. Bila terjadi kematian akibat sengatan ini umunya disebabkan oleh kegagalan jantung dan pernafasan beberapa jam setelah kematian. Selama tahun 1980 di Meksiko terjadi kematian rata-rata 800 orang per tahun. Namun demikian, dalam 20 tahun terakhir di Amerika Serikat tidak ada laporan kematian akibat sengatan kalajengking, demikian pula di Indonesia tidak pernah terdengar. Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Androctonus australis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar